Epistemologi Nahwu Modern Dan Kontribusinya Bagi Pendidikan Bahasa Arab



Mengawali tahun 2019, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPMAFA kembali mengadakan Diskusi Dosen pada Jumat (18/1) bertempat di Ruang Meeting lantai 1. Hadir sebagai narasumber pada acara tersebut, Khabibi Muhammad Luthfi, Doktor baru IPMAFA bidang Bahasa Arab. Tema diskusi yang sekaligus hasil disertasinya berjudul “Epistemologi Nahw Modern dan Kontribusinya dalam Pengembangan Sintaksis Arab Pedagogis”.
Pemilihan topik ini berangkat dari kegelisahan penulis akan amburadulnya epistemologi Nahw modern, dibandingkan bahasa dan sastra Arab, serta minimnya Nahw yang diorientasikan pada pembelajaran. Padahal Nahw sangat penting untuk dapat memahami lebih dalam maksud dan kandungan pesan dalam Alquran maupun Hadits. “Nahw terkesan sulit dipelajari dan dipahami terutama bagi mereka yang masih awam dan ingin mendalami bahasa Arab”, terangnya.
Perkembangan Nahw bermula dari pembaharuan Nahw klasik (sebelum abad ke-4 H) oleh beberapa ahli. Nahw klasik yang filosofis-teologis-preskriptif menyebabkan pembelajar sulit mempelajarinya. Karena itu, para linguis modern merekonstruksinya dan menawarkan nahw yang ilmiah-deskriptif-pedagogis. Doktor muda yang baru saja lulus ini menjelaskan, “Di antara linguis yang komprehensif menyusun nahw baru dan mewakili kelompok baru itu ialah Syauqi Daif dan Tammam Hassan. Maka disertasi ini mencoba membandingkan kontribusinya keduanya dalam pembaharuan Nahw modern”. Meski demikian tidak sedikit yang menganggap keduanya hanya melakukan simplifikasi dan redefinisi nahw klasik sehingga belum bersifat epistemologis.
Secara khusus, pendekatan Syauqi dan Tammam memberikan kontribusi besar terhadap linguistik edukasional. Ini karena model pendekatan keduanya dalam mengembangkan sintaksis pedagogis tidak seperti dalam linguisik pada umumnya. Nahw Syauqi adalah nahw ta‘limi yakni langsung menyusun kaidah-kaidah yang digunakan dalam ranah pembelajaran. Sementara Tammam tidak langsung menyusun nahw ta‘limi, melainkan tata bahasa Arab untuk bahasa Arab itu sendiri atau yang disebut dengan nahw ‘ilmi terdahulu. Ini dipahami dari definisi (hakikat) nahw yang diajukan oleh keduanya.
Khabibi menjelaskan “Menurut Syauqi nahw mengkaji keadaan kata baik ketika sendiri maupun dihubungkan dengan kata lain utuk kepentingan praktik atau pembelajaran berbahasa. Sedangkan Tammam mengartikan nahw sebagai ilmu yang mengkaji hubungan antara kata dalam kalimat yang berupa mabna agar tersingkap maknamaknanya”.
“Khusus di Indonesia, jarang yang merelevansikan epistemologi nahw dengan pendidikan nahw” imbuhnya. Dalam konteks pendidikan bahasa Arab di Indonesia, epistemologi nahw baik klasik maupun modern kurang mendapatkan porsi yang layak sehingga nahw yang disusun atau digunakan mengikuti nahw klasik dan kurang peduli ushul an-nahw. Akibatnya, nahw ta‘limi Indonesia cukup susah dipelajari karena bersifat filosofis-teologis. Diskusi berjalan cukup menarik karena topik yang diangkat memang jarang menjadi perhatian akademisi, termasuk mereka yang bergelut di dunia pendidikan Bahasa Arab.
Menurutnya penelitian ini menawarkan susunan sintaksis pedagogis dengan pendekatan Indonesia-Arab. Yaitu pendekatan yang mengonstruksi nahw pedagogis dengan konstruksi linguistik Indonesia dengan tetap mempertimbangkan karakteristik linguis Arab. Dalam menyusun pedagogis pendekatan ini akan menggunakan unsur-unsur sintaksis Arab yang diterjemahkan ke dalam linguistik Indonesia. “Cara organisasi materi nahwnya juga menggunakan pola Indonesia. Misalnya, secara berurutan nahw dimulai dari frasa, klausa, kalimat, kalimat sederhana, kalimat majemuk dan wacana. Begitu juga pembagian dari masing-masing unsur ini. Frasa dibagi menjadi frasa nominal, verbal, preposisi, ajektifa dan seterusnya” terangnya.
Terlepas dari perdebatan sengit antara penganut Nahw klasik dengan pengikut Nahw modern, kajian dan penelitian yang dilakukan oleh Khabibi telah mampu memberikan kontribusi besar terutama dalam pembelajaran Bahasa Arab. Praksisnya, memberikan kemudahan bagi siapa saja terutama pembelajar Indonesia untuk mempelajari Bahasa Arab dengan baik.
*********

Epistemologi Nahwu Modern Dan Kontribusinya Bagi Pendidikan Bahasa Arab Epistemologi Nahwu Modern Dan Kontribusinya Bagi Pendidikan Bahasa Arab Reviewed by Admin on 22:56 Rating: 5

No comments:

Theme images by sndr. Powered by Blogger.