Diskusi Dosen Soroti Fenomena Kemiskinan


Kemiskinan di tengah realitas masyarakat modern tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi, tapi lebih luas lagi, kemiskinan mencakup tidak jelasnya jaminan masa depan, ketidak stabilan secara individu maupun komunal SDM yang rendah, SDA yang terbatas, cacat fisik dan sulitnya akses kerja. Kesemuanya itu menyebabkan seseorang tidak memperoleh keberuntungan sosial. Oleh karena itu, perlu pendekatan multi sektoral untuk menekan kemiskinan multi dimensional tersebut.

Demikian salah satu isu penting dalam diskusi dosen IPMAFA yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (11/2/2017). Narasumber Kamilia Hamidah MA, salah satu dosen di Prodi Pengembangan Masyarakat Islam, dalam paparannya mengangkat tema “Proverty and Religious Disharmony in Indonesian Context”.

Dalam elaborasinya, Kamilia menyinggung konsep pengentasan kemiskinan yang menjadi prioritas program Sustainable Develpoment Goals (SDGs) sekaligus juga tentang Millenium Development Goals (MDGs) dan kaitannya dengan ajaran agama. Menurut Jim Wallis, hanya kepekaan moral, spiritual dan bahkan kebijaksanaan nilai agama yang mampu mendukung perjuangan untuk menghilangkan kemiskinan terburuk di muka bumi ini dan gerakan sosial yang mampu mengubah sejarah dunia adalah gerakan sosial yang berlandaskan pada kekuatan spiritual.


Lebih lanjut Kamilia menyampaikan bahwa di Indonesia prosentase jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan masih dominan. Persebaran pembangunan masih belum sepenuhnya merata sehingga angkatan kerja di wilayah desa masih tetap tinggi. Menurut data BPS, ada 17,28 juta penduduk miskin di pedesaan pada September 2016.
Diskusi Dosen Soroti Fenomena Kemiskinan Diskusi Dosen Soroti Fenomena Kemiskinan Reviewed by Admin on 18:57 Rating: 5

No comments:

Theme images by sndr. Powered by Blogger.